Sawo mentimun merupakan salah satu jenis buah sawo unggulan yang kini tengah naik daun. Meskipun ada kata “mentimun” di dalam namanya, namun jangan berfikir bahwa sawo ini memiliki rasa seperti mentimun. Sawo mentimun ini justru memiliki citarasa yang sangat manis, lezat, dan menyegarkan karena memiliki kandungan air yang melimpah.
“Trus kenapa namanya sawo mentimun?” Hanya dengan melihat fotonya saja, Anda pasti langsung tahu kenapa sawo ini dinamakan sawo mentimun. Yaps tepat sekali, pemberian nama sawo mentimun dikarenakan sawo ini memiliki bentuk buah yang unik, yakni berbentuk oval lonjong seperti buah mentimun.
Hal ini tentu saja berbanding terbalik jika dibandingkan dengan buah sawo lain yang kebanyakan berbentuk bulat. Selain itu, bentuknya yang unik ini juga memudahkan kita dalam membedakan sawo mentimun dengan sawo jenis lain. Konon katanya, pada zaman dahulu para putri keraton sangat menyukai sawo mentimun karena selain lezat sawo ini juga memiliki aroma yang sangat harum.
Keunggulan lain dari sawo mentimun terletak pada ukuran buahnya yang lebih besar daripada sawo jenis lain sehingga lebih memuaskan saat disantap. Secara fisik, pohon sawo mentimun memiliki karakteristik yang mirip seperti pohon sawo pada umumnya, yakni batangnya berkayu, tumbuh tegak, bertekstur kasar, dan berwarna abu – abu kecokelatan.
Daunnya berjenis menyirip, berwarna hijau, berbentuk oval memanjang, ujungnya meruncing, dan sedikit melengkung kebawah. Buahnya berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal yang mengerucut seperti mentimun. Kulit buahnya berwarna cokelat tua dan bertekstur kasar. Di dalamnya, terdapat daging buah berwarna kecokelatan dan bertekstur juicy, lengkap dengan 3 – 5 biji kecil berwarna hitam.
Dalam hal budidaya, bisa dibilang bahwa budidaya sawo mentimun tergolong sangat mudah karena pada dasarnya sawo ini bersifat adaptif atau mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bibit sawo mentimun dapat ditanam di semua dataran, baik dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian ideal berkisar antara 700 – 1200 mdpl.
Sedangkan untuk media tanamnya, bibit sawo ini sangat menyukai media tanam berupa tanah lempung berpasir yang subur dan banyak mengandung unsur hara. Untuk penanamannya, sebaiknya dilakukan pada lahan terbuka dengan saluran drainase (saluran air) yang baik karena sawo ini tidak terlalu suka dengan air yang menggenang.
Meskipun demikian, namun tanaman sawo mentimun tetap membutuhkan air dalam pertumbuhannya. Maka dari itu, lakukan juga penyiraman terutama pada musim kemarau setiap dua kali sehari. Namun pada musim penghujan, intensitas penyiraman sebaiknya dikurangi dan disesuaikan dengan kondisi media tanam.
Selain penyiraman, lakukan juga pemupukan setiap sebulan sekali menggunakan pupuk NPK daun agar tanaman mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Jika dirawat dengan baik, bibit sawo mentimun hasil cangkok/okulasi dari samudrabibit biasanya akan mulai belajar berbuah dalam kurun waktu sekitar 1 – 2 tahun sejak penanaman.
Pada umumnya, buah sawo mentimun dapat dipanen dalam waktu tiga bulan sejak berbunga. Pemanenan sawo mentimun sebaiknya dilakukan sebelum buahnya matang lalu mencucinya terlebih dahulu supaya getahnya hilang. Kemudian simpan buah sawo ini pada tempat yang teduh dan lembab. Dalam waktu 7 – 9 hari, sawo mentimun yang masih mentah biasanya akan matang dengan sendirinya.
Tak hanya memiliki rasa yang manis, buah sawo mentimun ternyata juga memiliki segudang khasiat bagi kesehatan. Di dalam buahnya, terdapat berbagai macam kandungan penting seperti serat, vitamin C, vitamin A, vitamin B, niasin, dan folat. Manfaat sawo mentimun untuk kesehatan diantaranya :